UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
Makalah
Pengembangan
PENGEMBANGAN AUGMENTED REALITY
PADA APLIKASI CHILDEAF UNTUK ANAK PENYANDANG TUNA RUNGU
Nama Kelompok
1. Avani Rossy (11112258)
2. Judita Fitria W.E (13112983)
3. Sultan Al-Alaq (18112173)
Jakarta
2016
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................
1.2 Batasan Masalah....................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................
1.4 kelebuhan Dan Kekurangan...................................................................................................
1.5 Rancangan Pengembangan Aplikasi......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anak
tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan
derajat pendengaran yang bervariasi antara 27dB – 40dB dikatakan sangat ringan,
41dB – 55dB dikatakan Ringan, 56dB – 70dB dikatakan Sedang, 71dB – 90dB dikatakan
Berat, dan 91 ke atas dikatakan Tuli. Istilah tunarungu diambil dari kata
“tuna” yang berarti kurang dan “rungu” yang berarti pendengaran atau dapat
dikatakan orang yang kurang dalam pendengaran. Seorang yang tidak mampu untuk
mendengar suara dapat dikatakan tunarungu. Anak
penyandang tunarungu secara fisik tidak berbeda dengan anak yang normal
pada umumnya, tetapi akan diketahui saat berkomunikasi dengan anak tersebut.
Pada
umummnya kemampuan anak tunarungu dengan anak normal dalam berbahasa dan
berbicara berbeda karena hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan mendengar.
Dalam berkomunikasi, anak tunarungu mengalami hambatan yang disebabkan
ketidakmampuan untuk mendengar sehingga untuk menyampaikan maksud kepada orang
lain mengalami kesulitan. Bahasa merupakan alat dan saluran untuk komunikasi.
Selain itu juga bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita dapat mengungkapkan secara terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Agar maksud kita
tersampaikan dan dimengerti oleh orang lain kita harus menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Ada dua cara yang sering dipakai dalam berkomunikasi, yaitu
dengan cara verbal dan non verbal. Berkomunikasi dengan cara verbal dilakukan menggunakan
media lisan dan tulis, sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan
dengan menggunakan media berupa simbol, isyarat dan kode tersebut diterjemahkan
kedalam bahasa manusia.
Untuk
memudahkan komunikasi yang baik antara anak penyandang tunarungu dengan
masyarakat umum, maka diciptakan media pembelajaran perkenalan sehari-hari yang
sering/umum digunakan untuk menyampaikan maksud anak tersebut. Media
pembelajaran non verbal ini diimplementasikan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR).
Augmented Reality
atau dapat disebut sebagai kenyataan tertambah, merupakan aplikasi yang dapat
menggabungkan suatu objek virtual 2D atau 3D kedalam dunia nyata secara real time. Aplikasi ini dapat
ditampilkan dengan inputan perekaman sebuah kamera dengan memasukkan benda maya
sehingga dapat dilihat dalam keadaan nyata. Dengan kata lain, Augmented Reality hanya sekedar
menambahkan atau melengkapi saja.
Saat
ini metode pembelajaran dengan membaca buku cenderung membuat anak tidak dapat
berimajinasi dengan nyata karena hanya disajikan dalam bentuk informasi dan
gambar. Aplikasi Augmented Reality
untuk anak penyandang tunarungu akan memberikan gambaran nyata saat akan
berkomunikasi dengan orang lain. Aplikasi ini sangat sesuai dengan anak-anak
yang masih balita karena penyampaian pembelajaran yang menarik dan real time. Selain itu, pembelajaran ini
juga dikemas dengan memberikan metode baru untuk tetap mengenalkan anak
tunarungu terhadap teknologi yang terus berkembang. Dengan adanya Augmented Reality, dapat memudahkan
anak penyandang tunarungu untuk belajar bahasa tunarungu yang kemudian akan
disampaikan ke sesama tunarungu maupun ke masyarakat umum.
Pengembangan terus dilakukan dalam ilmu teknologi, selain
untuk terus menampilkan informasi terbaru juga untuk memudahkan dan membuat
para pengguna lebih tertarik menggunakan aplikasi yang diciptakan.
1.2
Batasan Masalah
Pada batasan
masalah yang akan dibahas, yakni tentang penambahan beberapa fitur untuk
membuat aplikasi yang sebelumnya telah dibuat menjadi lebih baik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
pengembangan tulisan ilmiah ini difokuskan pada :
1.
Pengembangan aplikasi Childeaf agar tampilan lebih berwarna dan menarik
2.
menggunakan
software Blender,
MakeHuman, Unity dan Adobe
photoshop untuk pengembangan aplikasi
3.
materi yang di
bahas dalam evaluasi ini adalah Pengembangan implementasi Augmented Reality pada aplikasi untuk anak-anak penyandan tunga
rungu
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari pengembangan tulisan ilmiah ini adalah,
1. Untuk membantu anak-anak penyandang tunarungu dalam
proses belajar menggunakan media teknologi
2.
Untuk mendapatkan
aplikasi yang lebih menarik dalam proses belajar
3.
Untuk mengetahui
lebih jauh tentang keberhasilan pembelajaran siswa melalui media teknologi
1.4
Kelebihan
Dan Kekurangan
Berdasarkan
hasil tanggapan responden, Adapun kelebihan dan kekurangan dari aplikasi
tersebut adalah
1. Kelebihan
a. Aplikasi yang cukup membantu
b. Aplikasi yang serupa belum banyak ditemukan
c. Animasi mambantu proses belajar menjadi lebih mudah
2. Kekurangan
a. Berjalannya
aplikasi kurang halus
b. Perpaduan
warna yang kurang menarik
1.5
Rancangan
pengembangan aplikasi
Pada
pengembangan aplikasi ini, penulis tidak merubah alur struktur navigasi awal,
atau rancangan tampilan aplikasi. Penulis akan mengembangkan aplikasi CHILDEAF hanya sebatas perbaikan animasi
seperti warna dan pergerakan animasi.
Gambar Struktur Navigasi
Pada pengembangan perancangan aplikasi ini, penulis akan
menggambarkan rancangan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi ini. Langkah
perancangannya antara lain :
1.
Mengubah model 3D
pada aplikasi MakeHuman agar bentuk
dan tampilan model lebih berwarna dan menarik. Pada gambar sebelumnya tampilan
model 3D sebagai berikut
Gambar Model 3D Aplikasi
Selanjutnya, akan merubah warna pakaian dari model
menjadi lebih berwarna, sehingga dapat menarik perhatian anak kecil sebagai penggunanya.
1. Mengatur keyframe model
3D pada aplikasi Blender, dengan
membuat waktu
pergerakan dari 70 detik menjadi 100 detik, agar
pergerakan model terlihat lebih
halus.
Gambar KeyFrame
Pengaturan KeyFrame
diperlukan untuk mengatur waktu pergerakan model yang akan di rekam,
diharapkan dengan menambah waktu pada keyframe
akan memperhalus gerakan dari model 3D.
1. Mendesain tampilan background
dan tombol pada aplikasi dengan menggunakan software Adobe PhotoShop agar lebih
menarik sehingga mudah di pahami oleh pengguna. Rancangan interface tidak diubah, seperti desain sebelumnya.
Ø Rancangan Halaman Utama
Gambar Halaman Utama
Ø Rancangan Halaman Menu
Gambar Halaman Menu
Ø Rancangan Tampilan Tentang
Gambar Halaman Tentang
Ø Rancangan Tampilan Objek Aplikasi
Gambar Halaman Objek
Rancangan tetap menggunakan rancangan awal, namun Tombol
pada setiap halaman akan diganti dengan tampilan yang lebih berwarna.
1. Menggabungkan model 3D dan desain tampilan yang telah
dibuat pada Adobe
Photoshop di Unity, mengecek pergerakan model 3D dan
mendesain ulang scene yang dengan background
dan tampilan tombol yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alaq, Sultan. 2015. Implementasi Augmented
Reality pada Aplikasi CHILDEAF. Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar