Senin, 29 Desember 2014

OUTLINE

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)
DEFINISI OUTLINE
            Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topik nya dipecah kedalam sub-sub topikdan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topic yang lebih terperinci.


MANFAAT OUTLINE
·   Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.

·         Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

·       Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.

·    Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

MACAM-MACAM SUSUNAN

Secara Alamiah
            Suatu urutan atau unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
Secara Logis
            Yaitu tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan dalam suatu susunan atau urutan logis.
Pola Logis berdasarkan urutan :
1. klimaks – anti klimaks
2. umum – khusus
3. sebab – akibat
4. proses, dll

SISTEM PENOMORAN
            Dalam penomoran Angka dan Abjad dalam Bahasa Indonesia harus diperhatikan beberapa hal berikut yaitu :

Romawi Kecil
Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar atau prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar singkatan dan lambang.

Romawi besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).

Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka.

Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan atas.

Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka arab mempergunakan sistem dijital. Angka terakhir dalam sistem dijital tidak diberikan titik seperti 1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2 Sejarah dan Perkembangan PT Telkom. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik seperti 1. Pendahuluan, 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem dijital antara angka Arab dengan huruf, harus dicantumkan titik seperti 3.2.2.a. Sistem penomoran pada dasarnya mengikuti kaidah Ejaan yang Disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA, KUTIPAN,dan CATATAN KAKI

 DAFTAR PUSTAKA

1.1. PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA

            Daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang diletakkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap. Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan, penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Penulis dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

1.2 FUNGSI DAFTAR PUSTAKA
a. Memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
b. Memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat ditelusuri bila perlu.
c. Apabila pembaca berkehendak mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
d. Memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan.
e. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
f. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya yang dia buat.


1.3 UNSUR - UNSUR DAFTAR PUSTAKA
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi: nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
1.4 JENIS - JENIS DAFTAR PUSTAKA

a. Metode Harvard
a.1. Nama penulis yang terdiri atas dua kata, ditulis terbalik.Di antara dua kata itu  disisipi tanda koma (,). a.2. Buku yang ditulis oleh dua penulis, hanya penulis pertama saja yang penulisannya dibalik, sedangkan penulis kedua tidak dibalik.
a.3. Tahun penerbitan buku ditulis sesudah nama penulis. Di antara nama penulis dan tahun penerbitan buku disisipi tanda titik (.).
a.4. Judul buku ditulis setelah tahun terbit dan ditulis paling akhir. Di antara tahun terbit dan judul buku didahului tanda titik (.).
a.5. Nama kota penerbit dan nama penerbit ditulis paling akhir. Di antara nama kota dan nama penerbit disisipi tanda titik dua (:). 
a.6. Jika buku telah diterbitkan dalam beberapa edisi, keterangan tentang edisi buku diletakkan sebelum nama kota.

Contoh : Namawi, H. Hadori. 1993. Metodologi Penelitian BidangSosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

b. Kelompok Textbook
b.1. Penulis Perorangan
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.2. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul karangan. Bab diikuti kata “dalam” atau “in”, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), nama editor, edisi, nama penerbit, tempat penerbit (kota).
b.3. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.4. Buku terjemahan
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

Contoh : 
Agah, Heddy R. 2004. Pendidikan Politeknik. Jakarta: PT Gramedia.

Fahimuddin, Fauzri dan Agus Setiawan. 2003a. Pengembangan Kegiatan Pengajarandan Kemahasiswaan. Jakarta : PT Gramedia.

c. Kelompok Jurnal
c.1. Artikel yang disusun oleh penulis
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul artikel, nama majalah atau jurnal (cetak miring atau digaris bawahi), volume majalah atau jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
c.2. Artikel yang disusun oleh lembaga
Nama lembaga, tahun terbit, judul artikel, nama majalah atau jurnal (cetak miring atau digaris bawahi), volume majalah atau jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
c.3. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium
Nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, namaforum penyajian (cetak miring atau digaris bawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
c.4. Kelompok disertasi / tesis
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis(cetak miring atau digaris bawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.

Contoh : 
Nurjanah, Darul. 2003. “Pendidikan Agama Islam pada PendidikanProfesional”. Dalam Epigram, Nomor 2 (Oktober 2003). Depok.

Soemantri, Gumilar Rusliwa. “Tata kelola Mutu Total pada PT” . Dalam kompa, 4 September 2003. Jakarta.

d. Kelompok makalah / informasi dari Internet
d.1. Kelompok makalah / informasi dari internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat web.
d.2. Kelompok makalah / informasi dari internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat web.

Contoh :
Nasution, Salman. “Permasalahan Umum dan Dinamika BHMN” Dalam http://www.kompas.com , 12 Desember 2004

1.5 PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA
a. Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c. Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.


Pengertian, Fungsi dan Jenis Kutipan
Pengertian:
            Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Tujuan:
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Fungsi Kutipan

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.

Jenis Kutipan

a. Kutipan langsung:
            Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )

Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan

d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi



catatan kaki
            Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.
Jenis dan contoh catatan kaki :
catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah … .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)
………………………………………………………
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Catatan kaki untuk buku
dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah
dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato)

2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Tujuan
Catatan Kaki dibuat untuk :

a. Menyusun Pembuktian
            Semua pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.
b. Menyatakan Hutang Budi
            Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.
c. Menyatakan Keterangan Tambahan
            Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :
1). Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
2). Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan terhadap topik yang disebut dalam teks.3). Materi-materi penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang bertentangan.
d. Merujuk bagian lain dari teks
            Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.



DAFTAR PUSTAKA


http://doublej4692.blogspot.com/2013/01/daftar-pustaka-dan-catatan-kaki.html

http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/

http://edykurniawans.blogspot.com/2011/11/pembahasan-tentang-catatan-kaki-daftar.html