KERANGKA
KARANGAN (OUTLINE)
DEFINISI
OUTLINE
Kerangka karangan merupakan suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan
yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama
dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topik nya
dipecah kedalam sub-sub topikdan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topic
yang lebih terperinci.
MANFAAT OUTLINE
MANFAAT OUTLINE
· Untuk menyusun karangan secara
teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam
sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan
timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu
sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
·
Memudahkan penulis menciptakan
klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks
tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat
sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi.
Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca
dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan
bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang
berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
· Menghindari penggarapan topik dua
kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau
lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu
topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa
efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang
diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal
yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu
topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau
memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana
topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk
kepada bagian tadi.
· Memudahkan penulis mencari materi
pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis
akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau
membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.
MACAM-MACAM SUSUNAN
Secara Alamiah
Suatu urutan atau unit-unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam. Sebab itu susunan
alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan
ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.
Secara
Logis
Yaitu tanggapan yang sesuai dengan
jalan pikiran untuk menemukan landasan dalam suatu susunan atau urutan logis.
Pola Logis berdasarkan
urutan :
1. klimaks – anti
klimaks
2. umum – khusus
3. sebab – akibat
4. proses, dll
SISTEM PENOMORAN
Dalam penomoran Angka dan Abjad
dalam Bahasa Indonesia harus diperhatikan beberapa hal berikut yaitu
:
Romawi Kecil
Penomoran dengan
memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar atau
prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar singkatan dan
lambang.
Romawi besar
Angka Romawi besar
digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode
dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
Penomoran dengan
Angka Arab
Penomoran dengan
angka Arab (0―9) dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka.
Letak Penomoran
Setiap penomoran
yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau
berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas
(pias) kanan atas.
Sistem Penomoran
Sistem penomoran
dengan angka arab mempergunakan sistem dijital. Angka terakhir dalam sistem
dijital tidak diberikan titik seperti 1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2 Sejarah
dan Perkembangan PT Telkom. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda
titik seperti 1. Pendahuluan, 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila
ada penomoran sistem dijital antara angka Arab dengan huruf, harus dicantumkan
titik seperti 3.2.2.a. Sistem penomoran pada dasarnya mengikuti kaidah Ejaan
yang Disempurnakan.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar