Jumat, 23 November 2012

MAKNA HARI PAHLAWAN BAGIKU DAN GENERASIKU

     Seperti mana biasanya setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Momentum perayaan ini tentunya bukan hanya sekedar hadiah,melainkan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Bila kita menengok sejarah masa lalu, perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini, tidak bisa dibayar dalam bentuk apapun.Mereka rela bertempur mati-matian di medan perang , dan tak pernah gentar meski nyawa menjadi taruhannya.Maka dari itu, kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka saat hari pahlawan 10 November ini.

     Kita memilih 10 November sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut 61 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya. Setiap tahun kita mengenang jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan. Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat seremonial. Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.

     Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Tapi kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan. Sekaranglah saat yang tepat kita sebagai generasi muda penerus bangsa untuk membuktikan kepada dunia dan kepada diri sendiri bahwa kita dapat memperjuangkan kemerdekaan bangsa yang belum bangsa Indonesia dapatkan, dimulai dari hal kecil Indonesia akan maju perlahan-lahan, jika setiap generasi muda memikirkan hal ini maka Indonesia perlahan tapi pasti akan menemukan Kemerdekaan yang sesungguhnya. Jadi kenapa tidak kita mulai dari sekarang....

HUBUNGAN MASYARAKAT KOTA DAN DESA

     Masyarakat merupakan istilah yang digunakan komunitif manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan bahwa masyarakat merupakanjaringan perhubungan antara individu.

     Adapula pengertian lain tentang masyarakat, yaitu:

Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan


Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.



PERBEDAAN ANTARA MASYARAKAT PERKOTAAN  DAN PEDESAAN
Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
1).Perilaku homogen 2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan 3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status . 4).Isolasi sosial, sehingga statik 5).Kesatuan dan keutuhan kultural 6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral 7). Kolektivisme

Masyarakat Kota:
1). Perilaku heterogen
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan 
3).Perilaku yang       berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular

 7).Individualisme
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab Urbanisasi



HUBUNGAN ANTARA  MASYARAKAT KOTA DAN DESA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
a)     Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
( a) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
(b) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
(c) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
(d) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

 judita  fitria wahyu
1KA04
13112983



Minggu, 04 November 2012

SUMPAH PEMUDA

Sumpah pemuda merupakan ruh semangat bagi ppemuda dan pemudi untuk membangun dan mpersatukan  bangsanya. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya bangsa Indonesia. Bila tidak ada sumpah pemuda bukan tidak mungkin Indonesia sekarang tidak ada. Bila tidak ada sumpah pemuda bukan tidak mungkin indonesia sekarang tidak ada. Faktor pemersatu yg begitu penting ini sudah tergerus oleh pergeseran nilai norma dan budaya oleh pemuda di indonesia. Dilihat dari nilai norma, pemuda zaman sekarang merekaberkelahi bukan untuk bangsa nya tapi demi nama suatu organisasi atau wadah pendidikan, tawuran sudah dianggap biasa dan tidak melanggar hukum. dilihat dari nilai budaya, pemuda sekarang mungkin sudah malu mengeluarkan ciri budaya asal mereka, mereka malah bangga bila mengikuti budaya barat, mulai dari pakaian yg di kenakan, makanan, gaya bahasa, bahkan cara kehidupan barat, kalian bisa lihat banyak sekali muda-mudi kumpul kebo yg bukan budaya indonesia..
Maka dari itu kita sebagai pemuda hendaknya menyadari, dimana posisi kita sekarang, apabila kita menginginkan maju dan bersatu sadarlah bahwa nilai norma dan budaya sangatlah penting dan harus di pertahankan !