Diksi adalah
ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada
dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat,
alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat
penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap
hari.
Pilihan
kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak
kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata
mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Pemilihan
kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih
dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah
dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata.
Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).
MACAM- MACAM DIKSI
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem,
silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
Macam macam hubungan makna :
Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Syarat-
Syarat Memilih Kata Yang Tepat
Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti
yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Syarat-syarat kata yang tepat :
1. membedakan
makna denotasi dan konotasi dengan cermat,
2. membedakan
secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,
3. membedakan
makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,
4. tidak
menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang
tepat dalam kamus,
5. menggunakan
imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat,
6. menggunakan
kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,
7. menggunakan
kata umum dan kata khusus secara cermat,
8. menggunakan
kata yang berubah makna dengan cermat,
9. menggunakan
dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi,
10. menggunakan kata abstrak dan kata
konkret secara cermat.
Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun
tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu.
Hal yang utama mengenai diksi adalah
Hal yang utama mengenai diksi adalah
Ø Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian
kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan
yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Ø Pilihan
kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok
masyarakat pendengar.
Ø Pilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar
kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan
kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh
sebuah bahasa.
1. Istilah
umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai
secara luas, menjadi unsur kosakata umum.
Misalnya:
• Anggaran belanja
• Daya
• Nikah
• penilaian
• radio
• takwa
Misalnya:
• Anggaran belanja
• Daya
• Nikah
• penilaian
• radio
• takwa
2. Istilah
khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
Misalnya:
• Apendektomi
• Bipatride
• kurtosis
• pleistosen
Misalnya:
• Apendektomi
• Bipatride
• kurtosis
• pleistosen
3. Bahasa
baku ( kata baku ) adalah bahasa atau kata yang mengikuti ragam atau kaidah
yang telah ditentukan atau telah dilazimkan berdasarkan ejaan yang telah
disempurnakan.
·
Fungsi bahasa baku adalah:
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemberi kekhasan
3. Fungsi pembawa kewibawaan
4. Fungsi sebagai kerangka acuan
1. Fungsi pemersatu
2. Fungsi pemberi kekhasan
3. Fungsi pembawa kewibawaan
4. Fungsi sebagai kerangka acuan
·
Ciri-ciri bahasa baku:
1. Kemantapan dinamis
2. Kecendikiaan
3. Keragaman kaidah
1. Kemantapan dinamis
2. Kecendikiaan
3. Keragaman kaidah
·
Penggunaan bahasa baku:
1. Alat komunikasi resmi, seperti dalam upacara
kenegaraan, rapat dinas, administrasi pemerintahan, surat-menyurat resmi,
perundang-undangan, dan sebagainya.
2. Sebagai bahasa pengantar dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Bahasa dalam wacana teknis, seperti laporan kegiatan, laporan penelitian, usulan proyek, karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, seminar ilmiah, makalah ilmiah, artikel/karangan tentang sesuatu ilmu yang ditulis dalam majalah atau buku, dan sebagainya.
4. Alat pembicaraan dengan orang-orang yang patut dihormati dan/atau orang-orang yang belum atau baru saja dikenal.
Contoh:
2. Sebagai bahasa pengantar dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Bahasa dalam wacana teknis, seperti laporan kegiatan, laporan penelitian, usulan proyek, karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, seminar ilmiah, makalah ilmiah, artikel/karangan tentang sesuatu ilmu yang ditulis dalam majalah atau buku, dan sebagainya.
4. Alat pembicaraan dengan orang-orang yang patut dihormati dan/atau orang-orang yang belum atau baru saja dikenal.
Contoh:
KATA TIDAK BAKU KATA BAKU KATA TIDAK
BAKU KATA BAKU
konsekwensi konsekuensi
konsekwensi konsekuensi
kampak Kapak
sistim Sistem,
sistim Sistem,
samudra Samudera
praktek Praktik ,
praktek Praktik ,
varitas Faritas
apotik apotek,
apotik apotek,
ujud Wujud
sumber :
http://30riyadh.wordpress.com/2011/10/19/penjelasan-tentang-pengertian-diksi/
http://dedysuardi.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar