LINGKUNGAN DISEKITAR
RUMAH
Saya
tinggal di sebuah rumah di daerah cililitan jakarta timur, kawasan rumah saya
bukanlah rumah yang berkawasan mewah,
walaupun ada beberapa rumah yang terlihat amat mewah, namun tidak
sedikit pula rumah-rumah didaerah ini berukuran menengah kebawah. Bersyukrnya
saya, daerah tempat rumah saya berdiri berada di kawasan yang aksesnya cukup
mudah, banyak kendaraan umum yang lalu lalang seperti angkot, transjakarta,
ojek, bahkan untuk akses kereta api pun aksesnya cukup mudah, sehingga sangat
membantu saya dan masyarakat disekitar rumah saya yang belum memiliki kendaraan
pribadi.
Daerah
rumah saya pun, sangat strategis, dimana banyak fasilitas umum juga yang mudah
saya dapat, seperti mall, rumah sakit, dan sekolahan.
lingkungan
disekitar rumah saya sendiri sangat di dominasi oleh anak kecil, mulai dari
rumah saya sendiri ada seorang anak bayi berumur 10 bulan, lalu saya memiliki
tetangga-tetangga yang juga memiliki anak kecil, di depan rumah saya ada dua
rumah yang masing-masing dari mereka memiliki 2 anak. lalu di sebelah kiri
rumah saya juga memiliki anak kecil yang sekarang sudah mulai beranjak dewasa.
Jujur
saja, saya memang tidak terlalu mengenal dengan baik semua tetangga saya, namun
saya cukup mengenal mereka, begitu pula mereka terhadap saya. Untuk menjangkau rumah saya, saya harus
melewati gang kecil yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan rida dua. jadi
jarak dari satu rumah ke rumah yang lainnya tidaklah jauh, walaupun dinding
rumah saya tidak langsung menempel dengan dinding rumah tetangga, namun tetap
saja kami dapat saling mendengar atau terkadang mengetahui kegiatan
masing-masing.
Dalam
gang ini, ada sekitar 9 rumah, namun jika keluar dari gang kecil tadi ada
banyak lagi rumah yang juga ada sebagian pemiliknya cukup dekat dengan keluarga
saya. Awalnya saya tidak terlalu dekat dengan mereka semua karna saya sempat
tinggal di bandung bersama saudara saya, namun orang tua saya selalu
mengingatkan saya bahwa saling mengenal tetangga satu sama lain sangatlah
penting dan membantu. karna saat saling membutuhkan, pasti akan ada tetangga
lain yang saling membantu.
Maka dari itu, mengenal tetangga adalah cara
awal kita dalam bersosialisasi, jika dalam lingkupsederhana seperti rumah kita
sudah tidak mampu bersosialisasi. Lalu bagaimana cara kita
bersosialisasi.......
LINGKUNGAN PERGAULAN
Pergaulan
sepertinya bukan kata yang tepat untuk
saya, karna saya bukanlah anak gaul. Mungkin lebih pantas disebut lingkungan
main, karna saya sendiri hampir jarang keluar rumah jika tidak untuk urusan
sekolah, dan sekarang untuk urusan kuliah. Maklum anak rumah, jadi memang ngga terlalu suka jalan-jalan diluar.
Sekalinya
main diluar, pastilah main kerumah temen untuk sekedar ngobrol, main, ngerjain
tugas, atau nonton dvd. Memang sepertinya membosankan, tapi jika bersama
teman-teman yang sama gilanya denga kalian itu akan lebih mengasyikkan
ketimbang jaln-jalan ke mall yang udah jauh, mesti keluar uang banyak, dan
setelah sampe sana ngga tau mau ngapain. Untuk teman main diluar temen kampus,
saya punya temen baik yang udah sama-sama dari kelas 5 sd, mereka dan saya
sama-sama korean lover, suka menggila sendiri kalo lagi nonton dvd korea.
Bener-bener menghilangkan stres, dan seru tentunya.
Awalnya
kami bertemu waktu di sd, saya pindahan dari bandung, dan sebenarnya mereka
bukan temen saya diawal masuk sd, mereka temen biasa yang malahan biasa aja,
atau mungkin ngga suka sama saya. Tapi entah kenapa saya juga lupa. tiba-tiba
di kelas 6 sd kami sudah berteman akrab dan berlanjut sampai sekarang.
Kami
juga bisa sedekat ini bukan tanpa alasan, dari sd, smp, sampai sma kami satu
sekolah, ya mungkin ada yang terpencar sedikit tapi masih dilingkungan yang
sama. walau sempat terpisah sekolah kami tetap sering bertemu. Mereka teman
yang sangat baik, walaupun mereka sering meledek saya, itu menjadi hiburan
tersendiri bagi saya. saya tidak pernah bosan bermain bersama mereka, mereka
juga tidak pernah membawa saya ke lingkungan yang tidak baik. semoga kami akan
selalu berteman.
LINGKUNGAN KAMPUS
Universitas
Gunadarma, lingkungan kampus inilah yang akan saya bahas dalam artikel kali
ini. Kenapa demikian, itu karna dalam artikel ini saya diminta menjelaskan
lingkungan kampus tempat saya berkuliah, saya kuliah di Universitas Gunadarma,
saya menjadi mahasiswi jurusan sistem informasi S1 fakultas Ilmu Komputer.
Dalam
lingkungan kampus banyak hal yang pelan-pelan saya pelajari, seperti mengenal
watak banyak orang, menegenal kebiasaan mereka, melihat gerak-gerik mereka,
sampai mengetahui tentang sisi baik dan sisi buruk dunia perkulihan. Saya juga
memiliki banyak tipe teman di kampus, ada yang baik, ada yang menyebalkan, ada
yang sensitif, ada yang memiliki sifat yang sama dengan saya, sampai yang orang
tuanya memiliki sifat yang sama dengan orang tua saya.
Saya
adalah tipe orang yang pada awalnya sangat susah bergaul, terutama dengan
orang-orang yang merokok, saya tidak pernah melarang orang lain merokok kecuali
ayah, dan adik laki-laki saya, namun saya hanya menegaskan kepada mereka yang
merokok agar tidak meroko di dekat saya. Bukan karna apa-apa, saya benar-benar
tidak kuat dengan asapnya.
Namun
betapa beruntungnya saya, walaupun sekarang saya memiliki banyak teman yang
bukan hanya perempuan namun juga laki-laki, mereka tidak ada yang merokok,
awalnya saya pikir mereka hanya menghargai saya, tapi tidak , mereka tidak
merokok memang karna diri mereka sendiri bukan karna orang lain. Ada juga yang
merokok namun bisa menghargai saya, dengan tidak merokok didekat saya. Betapa
baiknya mereka, walau terkadang ada perasaan tidak enak terhadap mereka yang
seperti tidak bisa merokok karna ada saya.
Tapi
tetap saja, ada teman yang sesuai keinginan, ada juga teman yang bisa dibilang
seperti mengajak bertengkar, tidak jarang lingkungan kampus banyak ditemui
putung-putung rokok yang berserakan, banyak dari mereka yang bahkan merokok
dikelas sehingga menimbulkan aroma yang sangat tidak sedap. Bahkan salah satu teman sekelas saya sering
sekali berkata " ini tuh kampus atau trotoar sih, sampahnya putung rokok
sama debunya semua", memang ini harus ditindak tegasi, karna seharusnya
lingkungan kampus itu bisa dinikmati oleh seluruh mahasiswa dengan keadaan
nyaman.
Sekali
lagi, artikel ini bukanlah untuk menghakimi para perokok di lingkungan kampus,
hanya saja sekedar penyadar bagi perokok, bahwa ada orang lain termasuk saya
yang tidak bisa menerima asap rokok. Trima kasih